Jakarta, Polisi.com – Operasi Keselamatan 2025 yang diselenggarakan oleh Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri masih berlangsung hingga 23 Februari 2025. Salah satu fokus utama dalam operasi ini adalah pengawasan terhadap pelanggaran Over Dimensi dan Overload (ODOL), yang bertujuan menurunkan angka kecelakaan dan pelanggaran lalu lintas.
“Overload merupakan pelanggaran, sedangkan over dimensi merupakan kejahatan lalu lintas yang diatur dalam Pasal 277 Undang-Undang Lalu Lintas”
Menurut Kakorlantas Polri, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, pelanggaran Overload dan modifikasi kendaraan yang memperbesar atau memperpanjang dimensi dapat sangat membahayakan dan berpotensi menyebabkan kecelakaan. “Overload merupakan pelanggaran, sedangkan over dimensi merupakan kejahatan lalu lintas yang diatur dalam Pasal 277 Undang-Undang Lalu Lintas,” jelasnya dalam keterangan resmi pada Selasa (11/2/2025).
Dalam upaya penegakan hukum, Korlantas Polri bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Kementerian Perhubungan, Jasa Raharja, dan Jasamarga, untuk menangani pelanggaran ODOL secara menyeluruh. “Kami berkomitmen untuk menegakkan aturan, tanpa mengabaikan aspek ekonomi. Pengangkutan barang tetap diperbolehkan, namun harus sesuai dengan regulasi yang ada. Keselamatan di jalan tetap menjadi prioritas utama,” tambah Agus.
Selain penindakan hukum, Korlantas juga memprioritaskan pendekatan preemtif dan preventif, termasuk melalui edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat. Salah satu upaya yang sedang didorong adalah memasukkan etika berlalu lintas dalam kurikulum pendidikan. “Lalu lintas adalah cermin budaya bangsa. Jika sejak dini anak-anak sudah memahami pentingnya tertib berlalu lintas, maka kesadaran masyarakat akan semakin meningkat,” ujar Agus.
Dengan adanya kolaborasi antara berbagai pihak serta komitmen masyarakat untuk taat pada aturan lalu lintas, diharapkan pelanggaran dapat diminimalisir, sehingga keselamatan dan kelancaran berlalu lintas dapat tercapai.
(Sumber: Kompas)
